Unbox.id – Dalam upayanya memerangi perubahan iklim global, Google memilih untuk menggunakan kecerdasan buatan (AI) sebagai salah satu alat utamanya. Namun, perusahaan-perusahaan ini juga menghadapi tantangan dengan tingginya konsumsi energi dan air yang diperlukan untuk solusi AI mereka. Mengutip GreenBiz, dalam laporan lingkungan terbarunya yang dirilis pada 24 Juli 2023, Google menyoroti upayanya dalam menciptakan portofolio alat aksi iklim yang kuat dengan bantuannya. Kegunaan AI mencakup memprediksi banjir dan kebakaran hutan, menghitung emisi dari transportasi, dan mendeteksi perubahan keanekaragaman hayati. Dalam postingan blognya, Ben Gomes, Wakil Presiden Senior Pembelajaran dan Keberlanjutan, dan Kate Brandt, Chief Sustainability Officer, menjelaskan bagaimana Google mengoptimalkan operasinya dengan menggunakan AI untuk mengurangi konsumsi energi dan emisi karbon di pusat datanya.
Menggunakan AI
Namun, perusahaan juga menyadari perlunya terus mengambil tindakan untuk mengurangi dampak lingkungan dari model AI mereka. Perusahaan mencatat bahwa beban kerja AI terus berkembang pesat, namun Google berkomitmen untuk mengembangkan cara-cara baru untuk membuat komputasi AI lebih efisien.
Selama beberapa tahun terakhir, Google telah berhasil mengurangi konsumsi energi jaringan pusat datanya dan beralih ke sumber daya terbarukan menggunakan AI. Mereka bahkan mengurangi energi yang dibutuhkan untuk melatih model AI sebanyak 100 kali lipat dan emisi sebanyak 1.000 kali lipat.
Namun, permasalahan lingkungan tidak terbatas pada konsumsi energi. Konsumsi air juga semakin meningkat seiring dengan penambahan pusat data untuk mendukung teknologi AI. Google telah berkomitmen untuk mengisi kembali 120% konsumsi air tawar pada tahun 2030, namun pada tahun 2022 hanya 6% air yang akan diisi ulang.
Meski begitu, Google telah mengalokasikan sebagian besar kemampuan AI-nya untuk layanan yang berfokus pada penanganan berbagai aspek krisis iklim. Hal ini mencakup langkah-langkah yang semakin mendesak untuk memerangi perubahan iklim.
Otomatisasi Pengurangan Dampak Lingkungan
Perusahaan teknologi asal Amerika Serikat ini mengembangkan termostat Nest yang menggunakan pembelajaran mesin untuk menyesuaikan pengaturan berdasarkan berbagai data, termasuk prakiraan cuaca dan jadwal hunian ruangan. Dengan layanan Nest Renew, pemilik rumah dapat memprioritaskan penggunaan energi ramah lingkungan.
Dalam laporan Google, termostat Nest telah membantu mengurangi konsumsi energi sebesar 113 miliar kilowatt-jam sejak tahun 2011, setara dengan dua kali lipat konsumsi energi tahunan Portugal. Google Cloud menawarkan layanan Active Assist yang menggunakan algoritme pembelajaran mesin untuk mengidentifikasi peralatan TI yang tidak digunakan dalam infrastruktur perusahaan, yang sering disebut sebagai “zombie”.
Layanan ini membantu pengguna mematikan sumber energi yang tidak diperlukan, sehingga berpotensi mengurangi emisi karbon. Active Assist adalah bagian dari rangkaian Carbon Sense, yang membantu bisnis menghitung emisi bulanan yang terkait dengan teknologi mereka.
Google telah menciptakan banyak sumber daya yang memberikan informasi terkait iklim dan ekosistem. Penjelajah Ekosistem Air Tawar, yang dikembangkan melalui kemitraan dengan Program Lingkungan PBB dan Pusat Penelitian Gabungan Komisi Eropa, merupakan alat yang luar biasa.
Alat ini memvisualisasikan pergerakan air dari bumi ke atmosfer dan dapat menjadi alat yang berguna bagi kelompok keberlanjutan yang berfokus pada pengelolaan air.
Perlindungan Bayangan Pohon bagi Pejalan Kaki
Google memperkenalkan modul Canopy Insights sebagai bagian dari Environment Insights Explorer. Modul ini ditujukan untuk perencana kota dan wilayah, dan menggunakan kombinasi pembelajaran mesin dan pemantauan udara untuk menilai tutupan pohon di lingkungan perkotaan.
Hal ini juga membantu menciptakan skenario reboisasi yang dapat membantu mengurangi efek pulau panas perkotaan. Sejak bulan Maret, lebih dari 350 kota di empat benua kini telah berpartisipasi dalam modul ini.
Google Maps memberi pengemudi pilihan rute yang ramah lingkungan. Selain memberikan perkiraan waktu tempuh, fitur ini juga menunjukkan kepada pengemudi pilihan dengan konsumsi bahan bakar atau daya baterai paling hemat.
Data yang digunakan berasal dari sumber seperti Kalkulator Setara Gas Rumah Kaca milik Badan Perlindungan Lingkungan. Pengemudi dapat mengaktifkan fitur ini dengan memperbarui pengaturan telepon mereka.
Baca juga: Google Doodle Rayakan Ulang Tahun Ke 25
Kesimpulan Upaya Google Menghadapi Perubahan Iklim
Untuk mengatasi tantangan perubahan iklim, Google telah menggunakan teknologi AI dengan berbagai solusi yang dijelaskan di atas. Contoh-contoh ini mencerminkan komitmen Google dalam memberikan solusi inovatif yang berdampak positif terhadap lingkungan.
Pembaruan lingkungan terbaru Google berisi indikator kemajuan pada tahun 2022 yang menunjukkan komitmen perusahaan terhadap keberlanjutan. Google juga menggunakan AI untuk mengelola operasi komputasi awannya secara lebih efektif, termasuk dengan menjadikan penggunaan energi lebih hemat karbon.
Upaya-upaya ini telah membantu perusahaan mengurangi intensitas karbon dalam pendapatannya sebesar 76% sejak tahun 2011, sebuah pencapaian signifikan dalam mengurangi dampak lingkungan.
Sumber & Foto: Dari berbagai sumber
Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi unbox.id.