Tech Industry

Industri Telko Sambut Pelantikan Menkominfo Budi Arie Setiadi

Budi Arie Setiadi. (Sumber: JawaPos)

Unbox.id – Industri telekomunikasi pun menyambut baik pelantikan Menteri Komunikasi dan Informatika yang baru, Budi Arie Setiadi, menggantikan Johnny G. Plate yang kini dijerat dugaan korupsi 4G oleh BTS. Menurut Wakil Presiden Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Indonesia (ATSI), Merza Fachys, di hadapan menteri terakhir, program kerja Kominfo akan dilaksanakan sepenuhnya. “Tentunya kita semua sangat senang menyambut hal ini, karena dengan menteri terakhir semua program akan berjalan dengan kecepatan penuh, sehingga kita berharap dalam waktu tersisa tahun 2024, semua program di industri kita dapat diselesaikan dengan sempurna,” kata Merza ditemui di Menkominfo Sertijab Budi Arie Setiadi, di kantor Kominfo Jakarta.

Beberapa Program Yang Dimaksud

Menkominfo Budi Arie Setiadi. (Sumber: Viral News)

Beberapa program yang disebutkan Merza mulai dari pembangunan infrastruktur telekomunikasi, aksesibilitas, hingga masalah operator telekomunikasi. Saat ini operator telekomunikasi yang bekerja sama dengan Kominfo masih banyak pekerjaan rumah, ujarnya.

“Misalnya dalam hal ketersediaan spektrum, implementasi regulasi antara penyelenggara jasa telekomunikasi dan OTT, semoga ke depannya bisa seimbang, dan masih banyak hal lain yang perlu dilakukan,” kata Merza dan memberi penjelasan.

Pria sekaligus CEO Smartfren ini berharap semua hal di atas bisa terlaksana di sisa waktu. Selain itu, Merza berpendapat bahwa semua tugas di atas bersifat mendesak dan mendesak serta tidak dapat diselesaikan dalam satu tahun. Oleh karena itu, gotong royong dan tugas bersama diperlukan agar mereka dapat diselesaikan.

Indosat Harapkan Pelantikan Menkominfo Percepat Penyelesaian Masalah

Sementara itu, Direktur Indosat Ooredoo Hutchison dan CEO Muhammad Buldansyah mengatakan pelantikan Menteri Komunikasi dan TI Budi Arie Setiadi dapat mempercepat penyelesaian isu-isu yang beredar.

“Kami selalu berbicara tentang pengurangan beban hukum agar beban industri tidak bertambah,” kata pria yang akrab dipanggil Danny itu. Masalah lain yang juga perlu diperhatikan adalah hak untuk menggunakan infrastruktur yang perlu ditingkatkan. “Memang banyak kemajuan, tapi masih banyak yang bisa diperbaiki,” ujarnya.

Menurutnya, salah satu isu yang paling mendesak untuk dibicarakan antara operator seluler dengan pemerintah adalah masalah penyediaan infrastruktur. “Bagaimana agar struktur biaya penyedia infrastruktur ini tidak menjadi beban bagi operator, sehingga ketika tidak membebani operator, mereka lebih cepat menyebarkan infrastruktur.

Itu tugas kementerian dan sektor yang akan dikoordinasikan Kemenkeu dengan Kementerian Keuangan dan Perindustrian”. lainnya,” jelas Dani.

Perhitungan BHP Telekomunikasi Perlu Ditinjau Ulang

Dia menjelaskan struktur biaya, dalam hal ini biaya hak telekomunikasi, harus disesuaikan. Karena sekarang nilai spektrum jauh lebih sedikit dari sebelumnya. “Dulu 5MHz bisa menghasilkan nilai tinggi, sedangkan sekarang 5G, kalau perlu 100MHz, kalau dikalikan 5MHz, harga kemarin sepertinya tidak masuk akal dari segi bisnis,” jelasnya.

Untuk itu, menurutnya, perlu dipertimbangkan kembali biaya penggelaran infrastruktur ini. Tujuannya agar industri telekomunikasi tumbuh lebih cepat dan meraup keuntungan sebesar-besarnya. Lebih lanjut, meski kehadiran 5G sudah digembar-gemborkan oleh operator selama setahun, Danny mengakui ekosistem 5G di Indonesia masih jauh dari kata lengkap.

Selain itu, menurut dia, sebagian besar perangkat berkemampuan 5G hanya mendukung jaringan 5G menggunakan frekuensi 3.500 mAh. Frekuensi masih belum bersih. Oleh karena itu, pekerjaan rumah 5G Kominfo melibatkan rencana untuk membersihkan pita 3.500 mAh.

Baca juga: Telkomsel Mulai Ratakan 4G Di Wilayah Indonesia

Diskusi Opsel dan Menkominfo

Menkominfo Budi Arie Setiadi. (Sumber: PojokSatu)

Hal lain yang disebutkan adalah bahwa perusahaan telekomunikasi harus tetap berada di depan penyedia layanan terbaik (OTT). Danny juga menjelaskan, pemerintah melalui Kominfo juga harus mengakselerasi transformasi digital.

“Memang ini tanggung jawab operator, tapi tentu dengan stimulus dan Kementerian (Kominfo) lebih cepat lagi,” ujarnya. Menurutnya, tidak melupakan persoalan talenta digital yang dibutuhkan Indonesia, kini ada tugas untuk mempersiapkan diri bersama.

Dia mengatakan, dengan pencalonan Menkominfo, pihaknya bisa lebih banyak berdiskusi dan mengidentifikasi langkah-langkah untuk mengatasi persoalan di atas. “Kami yakin bisa selesai dalam waktu sesingkat mungkin, roadmap ke depan sudah siap,” ujarnya.

 

 

Sumber & Foto: Dari berbagai sumber

Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi unbox.id.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Juga

Tech Industry

Unbox.id – Pemilihan umum yakni pemilihan presiden dan wakil presiden tahun 2024, DPD, DPRD provinsi, DPRD kota/pemerintah, dan DPR RI tahun 2024 akan dilaksanakan...

Tech Industry

Unbox.id – Penyedia sertifikasi elektronik Indonesia Vida diakui di seluruh dunia untuk keamanan biometrik. Akreditasi ini diberikan oleh Studi Keamanan Biometrik Institut Standar dan...

Tech Industry

Unbox.id – SpaceX meluncurkan satelit Starlink gelombang pertama, yang mampu mentransmisikan sinyal seluler, Selasa ini waktu setempat. Jadi ke depannya, pengguna ponsel bisa langsung...

Operator

Unbox.id – Telkomsel menerima penghargaan dari Direktorat Jenderal Pos dan TI Kominfo pada tahun 2023. Penghargaan dari Direktorat Jenderal PPI tahun 2023 diberikan kepada...

Copyright © 2023 RMN

Exit mobile version