Unbox.id – Saat sedang buka pengaturan pada kamera smartphone, pernahkah Anda menemukan fitur “anti-banding”? Fitur anti-banding bisa saja tidak dapat ditemukan di semua smartphone. Bisanya, fitur ini hanya dapat ditemukan di smartphone Xiaomi. Misalnya untuk ponsel Poco X3 NFC. Dalam percobaan ini, fitur anti-banding dapat kita temukan dengan membuka aplikasi kamera > pengaturan (setting) > gulir ke bawah hingga kita dapat temukan mode “anti-banding”.
Nantinya, akan muncul beberapa opsi anti-banding, yaitu 50Hz, 60Hz, mode otomatis, serta non-aktif. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan bahwa fitur ini juga memiliki nama yang berbeda, bisa juga disebut sebagai anti-flicker. Maka itu, apa itu fitur anti-banding dan apa fungsinya?
Ketahui Apa Itu Anti-Banding
Anti-flicker atau yang bisa kita sebut juga dengan anti-banding adalah istilah yang sama. Anti-banding adalah fitur yang membuat kamera bisa mengurangi pola pita (banding) saat memotret layar.
Apabila Anda memotret sebuah layar atau lampu neon, biasanya akan muncul efek seperti garis-garis pita vertikal atau horisontal, bukan? Biasanya juga, kasus ini sering ditemukan ketika pengguna sedang memotret layar televisi tabung bahkan monitor.
Nah, fitur anti-banding atau anti-flicker ini berfungsi untuk mengurangi kemunculan garis-garis terebut. Melansir PCMag, anti-banding mempunyai pengaturan manual pada 50Hz serta 60Hz untuk memastikan bahwa frekuensi gambar akan sama dengan jaringan listrik suatu negara. Apa hubungan antara fitur anti-banding dengan jaringan listrik negara?
Melansir dari In Style LED, ketika Anda menekan tombol shutter pada kamera ponsel ataupun DLSR, lampu LED kamera pasti akan berkedip. Hal ini tentu saja tidak tampak jelas saat dilihat dengan mata telanjang.
Namun saat menggunakan mode otomatis, kamera akan memilih kecepatan rana (shutter speed) yang paling tepat untuk mendapat suatu pencahayaan pada gambar dengan baik. Nah, saat menekan tombol shutter, lampu LED kamera akan berkedip sesuai frekuensi anti-banding yang dipilih. Misalnya kita ambil dalam sebuah contoh, di Indonesia sistem kelistrikan tentu menggunakan frekuensi 50Hz, berbeda dengan negara lain, seperti AS yang menggunakan frekuensi 60Hz.
Baca juga: Ini Dia Deretan Teknologi Smartphone Kekinian
Membantu Dalam Penggunaan Kameranya
Apabila Anda berada di Indonesia dan memilih opsi anti-banding 50 Hz, artinya kamera tersebut akan berkedip sebanyak 50 kali dalam hitungan satu detik. Di sinilah terkadang terjadi proses peredupan yang dapat memunculkan banding atau pita pada sebuah gambar yang di potret.
Nah, fitur anti-banding itu nantinya bisa membantu Anda untuk mengkompensasi exposure (sedikit banyak cahaya) lebih tepatnya untuk shutter speed, sehingga bisa meminimalisir munculnya banding atau pita pada sebuah hasil gambar maupun potretnya.
Jadi, mana yang lebih baik dipilih? Mengaktifkan anti-banding 50Hz atau 60Hz? Berdasarkan penjelasan di atas, opsi anti-banding bisa disesuaikan dengan sistem kelistrikan di negara Anda berada. Di dunia, ada dua frekuensi listrik yang banyak digunakan yakni 50Hz dan 60Hz.
Sebagian besar negara di Asia, Rusia, Afrika, dan Inggris menggunakan frekuensi 50Hz. Sementara di sebagian negara di Amerika menggunakan frekuensi 60Hz. Ada pula yang menggunakan dua frekuensi, seperti Jepang.
Jadi, lebih baik mana yang harus dipilih? Mengaktifkan anti-banding 50Hz atau 60Hz? Berdasarkan yang sudah kita pelajari saat ini, opsi anti-banding bisa disesuaikan dengan sistem kelistrikan di negara kita saat ini juga.
Di dunia, ada dua frekuensi listrik yang sering digunakan yakni 50Hz dan 60Hz. Sebagian besar negara di Asia, Rusia, Inggris, dan Afrika menggunakan frekuensi 50Hz. Sementara itu, pada sebagian negara di Amerika menggunakan frekuensi 60Hz. Ada juga yang menggunakan dua frekuensi, seperti Jepang.
Sumber & foto: Dari berbagai sumber
Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi unbox.id.