Unbox.id – Meta dan Snap baru-baru ini menerima permintaan informasi (RFI) dari Komisi Eropa mengenai langkah-langkah untuk melindungi anak-anak di platform mereka. Diberitakan Reuters, kedua perusahaan memiliki batas waktu 1 Desember 2023 untuk menanggapi permintaan tersebut. Seperti dilansir Tech Crunch, Snap mengatakan, “Kami memiliki tujuan yang sama dengan UE dan DSA untuk memastikan bahwa platform digital memberikan pengalaman yang aman dan relevan kepada penggunanya.” Sementara itu, perusahaan induk Facebook, Meta, mengungkapkan komitmennya untuk memberikan pengalaman online yang aman dan sehat kepada remaja. Meta telah memperkenalkan lebih dari 30 alat untuk mendukung remaja dan keluarga mereka. Termasuk alat pemantauan bagi orang tua untuk mengatur kapan dan berapa lama anak remajanya menggunakan Instagram.
Verifikasi Usia
Meta juga menyediakan verifikasi usia untuk memastikan remaja menerima pengalaman yang sesuai dengan usia. Perusahaan yang didirikan oleh Mark Zuckerberg ini juga memiliki suasana sejuk dan rencana liburan yang membantu anak muda mengatur waktu gawainya.
Aplikasi ini mematuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Digital Services Act (DSA). Berdasarkan prinsip-prinsip ini, platform online harus melakukan yang terbaik untuk menghapus konten ilegal dan berbahaya. Jika tidak, mereka akan membayar denda sebesar 6% dari omzet perusahaan.
RFI terbaru meminta lebih banyak informasi dari Meta dan Snap tentang bagaimana mereka melaksanakan pekerjaan mereka dalam penilaian risiko dan langkah-langkah mitigasi untuk melindungi anak-anak secara online, mengatasi risiko terhadap kesehatan mental dan fisik anak-anak.
TikTok dan YouTube Diminta RFI
Sebelumnya, TikTok dan YouTube juga menerima permintaan serupa. Lebih cepat dari Meta dan Snap, UE telah memberikan sistem streaming video hingga 30 November 2023. Seperti Meta, ini bukan pertama kalinya TikTok menerima permintaan informasi.
Ini merupakan permintaan informasi yang kedua, Tech Crunch melaporkan, setelah bulan lalu UE meminta informasi mengenai upaya melindungi anak-anak, serta informasi mengenai tanggapannya terhadap perang Israel dengan Hamas.
Permintaan Komisi kepada TikTok terkait perlindungan anak menunjukkan bahwa Komisi menginginkan informasi lebih lanjut tentang cara kerja platform tersebut dalam melindungi anak.
Regulator Keamanan Online Inggris Rancang Panduan Konten Ilegal
Regulator Konten Internet Inggris telah menerbitkan draf pertama kode praktik berdasarkan Undang-Undang Keamanan Online (OSA), menurut laporan dari Tech Crunch.
Desainnya berfokus pada layanan user-to-user (U2U) yang bertujuan untuk merespons konten ilegal. Rencana strategis untuk konten ilegal mencakup rekomendasi agar platform besar dan berisiko tinggi sebaiknya menghindari memberikan daftar teman yang disarankan kepada anak-anak.
Pengguna anak-anak tidak boleh muncul di login lainnya. Selain itu, disarankan agar platform tidak mengizinkan orang lain melihat daftar login anak-anak.
Mereka juga mengatakan bahwa akun yang tidak ada dalam daftar login anak-anak tidak akan dikirimi pesan secara langsung dan pengguna lain tidak akan dapat melihat keberadaan anak-anak tersebut. OSA membutuhkan layanan digital untuk melindungi pengguna dari bahaya konten ilegal, seperti CSAM (pelecehan anak), terorisme, dan penipuan.
Selain itu, OSA juga memiliki perlindungan terhadap penyalahgunaan video, penguntitan, cyberflashing dan masih banyak lainnya.
Baca juga: Meta Luncurkan Fitur AI Generatif
Rancangan Kode Praktik Dapat Dukungan Dari Ofcom
Pemerintah setuju dengan upaya untuk mengatur sesuatu yang bersifat universal dan personal seperti keselamatan dan bahaya online, dan mengatakan bahwa pemerintah ingin undang-undang pertamanya diterapkan, termasuk melalui proses peninjauan berkala.
Namun secara umum, versi pertama ini tampaknya tidak dapat dibantah. Misalnya, Ofcom, regulator komunikasi Inggris, merekomendasikan agar semua layanan U2U memiliki “sistem atau prosedur yang dirancang untuk segera menghapus konten ilegal”.
Ofcom juga merekomendasikan bahwa layanan yang diidentifikasi memiliki risiko sedang atau tinggi harus menyediakan alat untuk memblokir atau menonaktifkan akun pihak ketiga pada layanan tersebut. Selain itu, regulator merekomendasikan layanan yang menggunakan deteksi kata kunci otomatis untuk menemukan dan menghapus postingan terkait penjualan kredit penuh, seperti kartu kredit.
Sumber & Foto: Dari berbagai sumber
Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi unbox.id.