Last updated on 20 Juni, 2024
Unbox.id – Starlink disebut-sebut telah mendapat lisensi untuk menyediakan layanan di Indonesia. Demikian pernyataan Direktur Departemen Telekomunikasi, Direktur Departemen Pos dan Informatika Kementerian Informasi dan Komunikasi, Aju Widya Sari. Aju mengatakan Starlink telah lulus ULO (Uji Kemampuan Operasional).
Perusahaan layanan internet satelit ini juga telah mendapatkan SKLO (Surat Keterangan Laik Operasi). “Hasilnya berhasil lolos uji kelayakan operasional. “Jadi sudah diperbolehkan,” kata Aju saat ditemui di sela-sela acara Halal Bihalal APJATEL. Dengan demikian, menurut Aju, Starlink sudah diperbolehkan beroperasi di Indonesia.
Selain itu, katanya, dengan diberikannya izin ini, Starlink. Indonesia sebagai penyelenggara jasa telekomunikasi mempunyai kewajiban dan hak yang sama dengan penyelenggara lain di Tanah Air. “Jadi tidak ada bedanya. “Jadi semuanya sama karena mereka adalah penyedia jasa telekomunikasi di Indonesia,” jelas Widya.
Sekadar informasi, berdasarkan pantauan Unbox.id, layanan internet satelit dari PT Starlink Services Indonesia kini sudah bisa dipesan. Informasi ini dapat diakses melalui Starlink.com. Berdasarkan informasi, biaya berlangganan yang diusulkan adalah Rp750.000 per bulan dengan biaya perangkat keras sebesar Rp7.800.000 untuk perangkat yang diusulkan.
Untuk memanfaatkan layanan Internet satelit ini, konsumen harus melakukan registrasi terlebih dahulu. Ketika layanan sudah siap, langganan akan menerima pemberitahuan. Selain itu, Starlink mengklaim akan siap dikirimkan. Selain itu, perusahaan juga menjanjikan uji coba selama 30 hari.
Baca juga: Paket Internet Termurah Saat Ini
Kominfo Diminta Lakukan Kajian Mendalam Sebelum Kasih Izin Operasional Starlink di IKN
Di sisi lain, Lilly S. Wasitova, seorang insinyur dirgantara dan praktisi teknologi dirgantara, berpendapat bahwa faktor keamanan dan kedaulatan harus diperhatikan pemerintah dalam memberikan izin kepada operator untuk mengeksploitasi satelit yang beroperasi di Indonesia.
“Itulah yang terjadi menyebabkan India menolak operasi Starlink di negaranya selama ini. Masuknya Starlink bisa menjadi faktor yang membahayakan keamanan dan kedaulatan India. “Saya tidak yakin apakah Indonesia akan melakukan kajian menyeluruh terhadap kedua aspek tersebut ketika Starlink memperoleh izin komersial. katanya dalam keterangan tertulis.
Ia menilai teknologi luar angkasa mungkin tampak senyap dan terlihat oleh dunia dengan mata telanjang, namun berpotensi menimbulkan ancaman terhadap keamanan dan kedaulatan suatu negara.
India, sebagai cara suatu negara menyangkal Kehadiran Starlink harus melalui kajian mendalam mengenai potensi ancaman terhadap keamanan dan kedaulatan. Salah satu langkah pengamanan yang ingin kami jaga adalah data pribadi dan demografi masyarakat.
“Anda tidak bisa menyamakan kepentingan negara dengan kepentingan organisasi komersial. “Saya berharap Indonesia sebagai negara berdaulat dapat mencontoh India dalam menjaga keamanan dan kedaulatan ketika Starlink hadir langsung untuk melayani masyarakat,” kata Lilly. Indonesia adalah negara kepulauan, dengan kekuatan ekonomi dan potensi besar.
Perekonomian dan jumlah penduduk yang sangat besar, yang perlu dilindungi oleh pemerintah dari potensi ancaman terhadap kedaulatan dan kesejahteraan rakyatnya akibat upaya-upaya yang merugikan negara.
Baca juga: Starlink Bakal Hadirkan Layani Internet Di IKN
Lilly prihatin dengan rencana pemerintah yang pertama kali menggunakan Starlink di IKN. Selain itu, IKN juga menjadi calon ibu kota Indonesia yang dinilai sangat strategis.
Menurutnya, sebelum Kominfo memberikan izin penyelenggaraan kepada Starlink, telah dilakukan kajian mendalam terhadap kebutuhan layanan telekomunikasi satelit tersebut dan kajian keamanan nasional sebaiknya dibuka terlebih dahulu untuk umum.
Tujuannya agar masyarakat mengetahui seberapa besar kebutuhan telekomunikasi satelit di Indonesia. Dengan cara ini, ancaman terhadap ideologi, politik, ekonomi, masyarakat dan kebudayaan, pertahanan dan keamanan (ipoleksosbudhankam) dapat diminimalisir.
Untuk meminimalkan potensi ancaman terhadap ipoleksosbudhankam, menurut Lilly, Indonesia harusnya memiliki data mengenai kapasitas satelit yang dimiliki oleh perusahaan nasional.
Lilly menyebut hingga saat ini kebutuhan akan telekomunikasi melalui satelit masih bisa dipenuhi oleh satelit nasional yang ada. Terlebih lagi BAKTI Kominfo melalui Pasifik Satelit Nusantara (PSN) baru-baru ini meluncurkan satelit SATRIA yang memiliki kapasitas terbesar di Asia.
Sumber & Foto: Dari berbagai sumber
Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi unbox.id.