Setelah Nokia berhenti membuat smartphone, Nokia mencoba peruntungan dengan mengarahkan bisnisnya ke pasar VR, dimana mereka merilis kamera 360° profesional yang dikenal sebagai Nokia OZO+ degan harga yang fantastis, yakni sebesar $60.000 atau setara dengan 810 jutaan, yang kemudian dipangkas menjadi $45.000 atau setara dengan Rp608 jutaan. Meski telah memangkas harga yang cukup tinggi, kini Nokia mengumumkan bahwa mereka menghentikan departemen OZO.
Divisi OZO merupakan bagian dari Nokia Technologies, dimana divisi ini juga bertugas membuat produk kesehatan. Dengan ditutupnya divisi kamera VR, perusahaan terpaksa memangkas 35% pegawainya dari total 1090 pekerja di Nokia Technologies. Jadi, jumlah pekerja yang diberhentikan sekitar 310 orang yang tersebar di beberapa kantor Nokia, termasuk di AS, Inggris, dan Finlandia.
Nokia sendiri memberikan alasannya, dimana sebagai gantinya mereka lebih memilih fokus pada produk kesehatan dan perizinan paten. Namun dukungan untuk perangkat OZO akan masih tetap ada, dimana kemungkinan perusahaan masih mempertahankan sebagian kecil tim asli dari divisi kamera VR.
“Diperkirakan, alasan lain ditutupnya divisi OZO karena ada hubungannya dengan pertumbuhan pasar VR yang melambat. Selain itu, langkah Nokia dalam menghadirkan kamera VR 360° untuk para profesional juga dianggap kurang tepat, karena saat ini VR ditujukan untuk konsumen umum.”
Dengan begitu, Nokia OZO+ kalah saing dengan kamera VR lainnya. Dengan ditutupnya divisi OZO, Nokia Technologies akan memiliki sumber daya yang lebih banyak untuk mengembangkan bisnis produk kesehatan digital. Kita nantikan saja produk kesehatan digital baru yang akan diluncurkan Nokia Technologies di masa mendatang.
Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi unbox.id.
In this article:
Click to comment