Jakarta, Unbox.id – NFT Marketplace Cent menghentikan sebagian besar transaksi di platformnya karena “orang-orang menjual konten token yang bukan milik mereka,” kata pendiri sekaligus CEOnya, Cameron Hejazi. Dikutip dalam SlashDot, ia menyebutkan hal ini adalah “permasalahan dasar” dalam pasar aset digital yang berkembang dengan cepat.
Cent yang bertempat di Amerika Serikat pertama kali dikenal sebagai tempat penjualan NFT cuitan pertama mantan CEO Twitter Jack Dorsey. Ini adalah satu dari NFT pertama yang terjual senilai lebih dari sejuta dolar cryptocurrency. Namun sejak 6 Februari lalu, platform ini sudah menghentikan penjualan dan pembelian.
Menurut Cameron Hejazi kepada Reuters, dikutip dalam SlashDot, ada tiga permasalahan yang mendasari hal ini. Ketiganya antara lain orang-orang menjual copy tidak berizin NFT lain, orang-orang membuat konten NFT yang bukan milik mereka, dan orang-orang menjual NFT yang menyerupai keamanan.
Cameron berkata bahwa isu-isu ini “merajalela,” dengan para pengguna “menambang dan menambang dan menambang aset digital palsu.” “Ini terus terjadi. Kami akan memblokir akun pelanggar tapi ini seperti kami bermain game whack-a-mole… Setiap kali kami memblokir satu, yang lain akan muncul, atau tiga lagi akan muncul,” Kata Hejazi dikutip oleh CNN Business.
Berdasarkan CNN Business, platform dengan alamat beta.cent.co ini sudah menghentikan penjualan NFT. Namun khusus untuk penjualan NFT cuitan, yang disebut dengan nama “Valuables,” masih aktif.
Baca juga: YouTube Umumkan Rencana Fitur, Termasuk NFT dan Metaverse
Terlihat di NFT Marketplace Lain
Masalah ini tidak hanya ada terlihat di Cent. Saat ini Cent, dengan 150.000 pengguna dan keuntungan “jutaan (dolar Amerika),” termasuk platform NFT Marketplace yang berukuran kecil. Namun masalah yang dihadapinya juga terjadi di seluruh industri NFT.
“Saya pikir ini masalah yang cukup dasar dengan Web3,” kata Hejazi dikutip oleh CNN Business. Saat ini Web3 atau Metaverse terus berkembang dan diadopsi oleh banyak perusahaan. Misalnya Coca-cola dan Gucci termasuk perusahan-perusahaan yang sudah pernah menjual NFT, sedangkan Youtube akhir-akhir ini baru saja menunjukkan rencananya membuat fitur NFT.
Salah satu platform terbesar NFT Marketplace adalah OpenSea, yang bernilai $13.3 miliar setelah modal ventura ronde terakhirnya. Bulan Lalu, dikutip oleh Cnn Business, mereka melaporkan bahwa lebih dari 80% NFT yang bisa ditambang secara gratis di platformnya adalah “karya plagiat, koleksi palsu, dan spam.”
Untuk mencegah masalah ini, OpenSea mencoba membatasi jumat MFT yang bisa ditambang secara gratis. Namun solusi ini mendapat penolakan dari para penggunanya, kata perusahaan tersebut lewat cuitan di akun resmi Twitter. Mereka juga menambahkan sedang “mencobakan beberapa solusi” untuk menghilang “aktor jahat” dan mendukung creator di saat yang sama.
Hejazi sendiri berkata perusahaannya memandang penting perlindungan content creator. Mereka mungkin akan memperkenalkan kontrol terpusat sebagai solusi sementara untuk bisa membuka kembali marketplace dengan cepat. Baru setelah itu mereka akan mencari solusi desentralisasi.
Dalam PC Gamer, Hejazi merangkum kondisi NFT saat ini dengan berkata, “Kami menyadari banyak hal dalam ini hanyalah uang mengejar uang.”
Sumber: PCGamer, CNN Business, SlashDot
Foto: berbagai sumber
Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi unbox.id.