Unbox.id – Seorang pria Texas bernama Timothy McKimmy menggugat OpenSea atas kasus NFT yang terjadi pada Sabtu lalu (19/02). Dalam kasus tersebut, Timothy kehilangan NFT Bored Ape Yacht Club (#3475) yang diklaimnya memiliki tingkat kelangkaan di 14% teratas.
Berdasarkan keterangan dari Decrypt, NFT ini “terjual” dengan harga 0.01 ETH atau setara dengan $26 (Rp 373 ribuan), jauh di bawah nilai jualnya. Dalam gugatan yang diajukan ke pengadilan Texas, Timothy mengklaim bahwa ia tidak memasukkan Bored Ape itu untuk dijual dan NFT itu “dicuri.” Sekarang “pembeli” tersebut sudah menjual kembali NFT miliknya dengan harga 99 ETH ($250.000 atau sekitar Rp 3,5 miliaran).
Gugatan ini mengklaim bahwa penjualan murah NFt miliknya ini bukan dari serangan phishing karena ia tidak melakukan listing penjualan. “Kelemahan OpenSea menyebabkan orang lain bisa masuk lewat kodenya dan memaksa listing sebuah NFT. Ini sepenuhnya bukan salah pemilik,” tulis Timothy dalam gugatannya.
Menurut Timothy, Bored Ape yang dicuri itu bahkan jauh lebih langka dari Bored Ape milik Justin Bieber yang baru-baru ini dibeli dengan harga $1.3 juta atau sekitar Rp 18,6 miliaran. Karena itu, ia meminta “kembalinya Bored Ape […] dan/ atau kerugian lebih dari $1 juta (Rp 14.3 miliaran).”
Timothy McKimmy – berdasarkan informasi yang didapatkan Decrypt dari LinkedIn miliknya – adalah seorang CEO perusahaan besi di Texas. Dalam kasus ini, ia direpresentasikan oleh Andre Dao dari firma hukum Daly & Black.
We filed the first lawsuit in the country against OpenSea for ignoring security vulnerabilities and failing to protect users and their NFTs. https://t.co/XpfNM0426n
— Andrew Dao (@andrewanhdao) February 21, 2022
Baca juga: Serangan Phishing OpenSea Akibatkan Kerugian $1,7 Juta
Isu Keamanan
Sebelumnya, OpenSea mengklaim bahwa serangan yang menyebabkan 254 token NFT berpindah tangan itu sebagai bagian dari serangan phishing. Menurut Cryptosrus, secara tidak langsung, artinya kasus ini karena kesalahan pengguna.
Namun dalam gugatan Timothy ini, ia juga menyebutkan bahwa NFT marketplace ini belum melakukan usaha penuh untuk menjaga keamanan proyek penggunanya. Timothy mengklaim OpenSea sudah tahu mengenai bug, yang sudah diberitakan media secara luas, tetapi menolak untuk menghentikan transaksi untuk keuntungan.
“Daripada menutup platformnya untuk menyelesaikan isu keamanan, Tergugat (justru) melanjutkan beroperasi. Tergugat membahayakan keamanan NFT penggunanya dan tempat penyimpanan aset digitalnya untuk terus mengumpulkan 2,5% dari tiap transaksi tanpa terganggu,” tertulis dalam gugatan tersebut mengenai tuduhan OpenSea atas keacuhannya dan pelanggaran kontrak.
Timothy juga menjelaskan lebih lanjut bahwa ia sudah mencoba berkali-kali menyelesaikan isu ini dengan OpenSea. Perusahaan tersebut, kata Timothy dalam klaimnya, berkata padanya mereka “aktif menginvestigasi” kejadian ini, tetapi gagal melakukan hal lebih dari itu.
Sumber: Decrypt, Cryptosrus
Foto: berbagai sumber
Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi unbox.id.