Jakarta, Unbox.id – Dunia IT, apalagi bidang karirnya, selama ini didominasi oleh kaum Adam. Namun bukan berarti kaum Hawa tidak bisa bersaing di bidang teknologi canggih ini. Di Indonesia sendiri, ada banyak wanita yang berhasil mencetak prestasi tinggi di dunia IT, bahkan mendirikan perusahaan sendiri. Siapa saja wanita Indonesia yang mendirikan perusahaan teknologi?
Sabrina dan Sarah Soewatdy – CEO dan Co-Founder Rukita

sumber rukita
Rukita, perusahaan teknologi properti di Indonesia, didirikan oleh dua bersaudara Sabrina dan Sarah Soewatdy. Perusahaan ini berdiri untuk memberikan solusi hunian kepada penduduk Jakarta. Tidak hanya menyediakan kamar hunian, ada juga ruang komunal untuk berinteraksi dengan penghuni lain.
Sabrina sendiri memiliki gelar Bachelor of Arts in Product Design dari Parsons School of Design – The New School, dan gelar Master of Architecture di University of California, Los Angeles. Sarah lulu dari University of Southern California dengan gelar Bachelor of Arts in International Relations Global Business.
Ken Ratri Iswari – Co-founder dan CEO Geekhunter

sumber about.me
Bagi para pekerja industri, GeekHunter tentu sudah tidak asing lagi. Perusahaan ini menyediakan jasa konsultan rekrutmen IT terdepan di Indonesia. Salah satu pendirinya adalah wanita bernama Ken Ratri Iswari yang juga menjabat sebagai CEO-nya sekarang.
Menurut Tagar.id, Ken juga pernah mendirikan banyak perusahaan lain, seperti Don Company, CosMo, Drama Queen, Ngubek.com, dan co-founder inkubasi startup Demark di Bali. Ia pernah mendapatkan penghargaan The Wempy Dyocta Koto Award 2015 dan ‘30 Under 30 – Young, Passionate, and Successful Women‘ dari majalah Cleo.
Baca juga: 7 Aplikasi Kamera Beauty Agar Tampil Glow Up
Tessa Wijaya – Co-founder dan COO Xendit

sumber fimela
Di bidang teknologi finansial (Fintech), Tessa Wijaya mendirikan Xendit untuk memudahkan pembayaran di marketplace dan mendeteksi penipuan. Atas pencapaiannya, tahun lalu Tessa masuk dalam daftar Forbes Asia Power Businesswomen 2021. Xendit saat ini sudah berkembang hingga negara-negara Asia lain.
Tessa Wijaya lahir di Sukabumi dan besar di Jakarta. Ia pernah bersekolah di Hongkong dan Australia sebelum pindah ke Amerika untuk kuliah. Ia juga melanjutkan S2 di Australia. Tahun 2020, ia mendirikan platform “Women in Tech Indonesia” sebagai wadah bagi wanita untuk bertemu, berbagi, dan saling belajar.
Diajeng Lestari – Founder dan CEO Hijup

sumber karirgogo
Diajeng Lestari tidak hanya istri pendiri Bukalapak Achmad Zaky. Ia juga adalah pendiri laman e-commerce fashion muslim Hijup. Berdiri sejak tahun 2011, sekarang Hijup sudah menaungi hingga ratusan merek dalam negeri. Koleksinya juga sudah diekspor hingga 50 negara luar. Diajeng pernah masuk dalam daftar Islamica 500 sebagai salah satu pebisnis yang membentuk ekonomi pasar Islam.
Metha Trisnawati, Co-founder dan COO Sayurbox

sumber yooreka
Setelah lulus S1 Business And Management di University of Manchester, Inggris, Metha mendirikan startup Sayurbox yang memanfaatkan teknologi untuk menyelesaikan masalah para petani sayur. Lewat platform ini, petani sayur bisa terhubung langsung dengan konsumen tanpa melewati tangan distributor. Sebelum mendirikan Sayurbox, Metha pernah bekerja di perusahaan seperti IBM dan Unilever.
Tentunya masih ada banyak wanita Indonesia lain yang berhasil mencapai prestasi tinggi di bidang karir IT. Misalnya Atimas Nurahmad sebagai Technical Account Manager Microsoft Indonesia, Jennifer Arif sebagai Account Manager di Google Indonesia, Pepita Gunawan sebagai Indonesia Lead for Chrome & Android Products, Google Asia Pacific Pte. Ltd, dan lain-lain. Mereka semua membuktikan, di bidang yang didominasi kaum Adam ini, ada tempat bersaing untuk kaum Hawa.
Sumber dan foto: berbagai sumber
Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi unbox.id.
